Rabu, 01 April 2009

a. Pendahuluan

Sejalan dengan kemajuan di era globalisasi saat ini, mobilitas manusia yang semakin tinggi menyebabkan semakin padatnya lalu lintas transportasi di darat, laut maupun udara. Khusus untuk transportasi udara, semakin tingginya jumlah dan frekuensi pergerakan pesawat terbang maka dibutuhkan alat-alat bantu navigasi udara berupa radar, localizer, glide path/glide slope, NDB, marker beacon, GPS, DME, DVOR dan berbagai alat bantu navigasi penerbangan lainnya yang mana alat bantu navigasi tersebut mampu menunjang kenyamanan dan keselamatan penerbangan. Di dalam makalah saya ini akan dibahas mengenai salah satu alat bantu navigasi udara yaitu DVOR atau Doppler Very High Frekuensi Omni Directional Range. DVOR adalah sebuah alat bantu navigasi udara yang memberikan informasi arah kepada pesawat udara terhadap bandara atau station DVOR itu sendiri dengan azimuth tertentu.

Daerah frekuensi kerja dari DVOR yaitu 108-118 Mhz. Sistem kerja DVOR secara umum yaitu antena yang digunakan pada DVOR merupakan suatu antena yang seolah-olah berputar secara horizontal dengan antena tetap yang terletak ditengah-tengah. Pesawat udara yang terletak pada suatu jarak tertentu akan menerima perubahan frekuensi pada saat putaran menuju pesawat, dan akan mengalami pengurangan frekuensi apabila perputaran antena menjahui pesawat. Pada DVOR, perputaran antennanya digantikan oleh perpindahan sinyal dari suatu antena ke antena lainnya kearah berlawanan jarum jam. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan signal pada beberapa antena secara bersamaan dengan pergeseran kearah belawanan jarum jam. Dalam prakteknya karena adanya overlapping atau saling menumpang radiation pattern maka kita gunakan suatu switching yang sangat peka sebesar 30 Hz. Alat bantu navigasi DVOR ini dapat banyak membantu sistem navigasi dalam menuntun pesawat melakukan pendaratan, holding, homing, en-route, dan lain-lain. DVOR berfungsi sebagai alat bantu navigasi yang bekerja pada daerah frekuensi 108 Mhz sampai dengan 117.95 Mhz yang memberi panduan kepada pesawat terbang ke segala arah dengan azimuth dari 0 sampai 360 derajat terhadap lokasi DVOR. Karena VOR bekerja pada frekuensi VHF maka jangkauan DVOR bersifat line of sight. Oleh karena itu DVOR dianggap sebagai alat navigasi jarak pendek. Pancaran maximum dari DVOR ini kurang lebih 200 NM (387 km) pada ketinggian 35000 ft.

DVOR dapat digunakan sebagai alat bantu navigasi untuk En-route (jalur lalu lintas udara) maupun sebagai Terminal Aid (pendekatan ke arah Bandar Udara). Penempatan fasilitas DVOR menentukan jalur lalu lintas udara. Bila VOR terletak disekitar approach area maka DVOR tersebut dapat digunkan untuk membantu pendaratan (landing). Namun DVOR ini juga dapat memberi informasi arah/azimuth untuk pesawat-pesawat yang melintas melalui rute lalu lintas udara diatas DVOR/Bandar Udara tersebut. Supaya DVOR dapat memberi panduan arah/azimuth kepada pesawat terbang sepanjang rute lalu lintas udara, maka perlu dipasang beberapa peralatan DVOR, karena jangkauan DVOR yang terbatas. Alat ini memberikan arah/sudut azimuth yang lebih jelas yang lebih teliti daripada NDB. Walaupun demikian NDB tetap dipakai karena NDB memakai modulasi AM sehingga pancarannya sangat jauh. Ide dasar dari DVOR ini adalah Rotating Light Beam yang sampai sekarang masih dipakai di Bandar Udara untuk pendaratan pesawat kecil yang tidak menggunakan peralatan DVOR. Gambaran dari alat ini merupakan sebuah lampu pijar yang memancarkan cahayanya ke segala arah, dan sebuah lampu sorot yang memancarkan cahayanya pada arah tertentu. Lampu sorot diputar dengan kecepatan sudut tertentu. Lampu pijar yang tetap hanya menyala apabila lampu sorot tepat menghadap arah Utara. Dengan menghitung waktu ( t ) antara sebuah pesawat melihat lampu pijar menyala sampai pesawat tersebut melihat lampu sorot maka dapat dihitung juga sudutnya. Jadi ide dari Rotating Light Beam ini menganggap lampu pijar sebagai reference signal sedangkan lampu sorot merupakan variable signal.

Semua DVOR memakai dua buah signal yang dimodulasikan secara AM dan FM yaitu 30 Hz sebagai reference dan 30 Hz sebagai variable. Sebenarnya kedua signal ini membentuk perhitungan sudut akibat dari pergeseran fase signal variable terhadap signal reference sesuai posisi pesawat terhadap stasiun DVOR sehingga diperoleh beda fase tertentu yang menunjukkan sudut derajat azimuthnya.

Gambar Stasiun DVOR